Selasa, 11 Juni 2013

DAKWAH FARDIYAH

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Dakwah fardiyah ialah ajakan atau seruan kejalan Allah yang dilakukan seorang da’i (penyeru) kepada orang lain secara individual, dengan tujuan memindahkan mad’u (yang diseru) pada keadaan yang lebih baik dan diridhoi Allah SWT.
Dakwah Fardiyah memiliki 3 (tiga) pendekatan :
  1. Mafhum Da’wi
  2. Mahfum Haraki
  3. Mahfum Tanzhimi
Mafhum Da’wi dalam dakwah fardiyah yaitu : Usaha seorang da’I untuk lebih dekat mengenal mad’u dalam rangka mengajaknya ke jalan Allah. (Baca dan tadabbur Q.S. Al-Fushilat : 33-36).




 
  ARTINYA : 

33. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
 34. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
 35. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
 36. Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Mafhum Haraki dalam dakwah Fardiyah yaitu : Menjalin hubungan dengan masyarakat umum, kemudian memilih salah seorang dari mereka untuk membina hubungan lebih erat, dalam rangka menuntunnya kejalan Allah. (Pahami dan renungkan hadits nabi “Kullu Sulaama dst” Riwayat Muslim)
Mafhum Tandzhimi dalam dakwah fardiyah, yaitu : Upaya
pengorganisasian terhadap seorang mad’u yang diajak dan dituntun kejalan Allah, Tanzhim tersebut meliputi : taujih (arahan), Tauzif (Penugasan) dan tashnif (Penggolongan).
Urgensi Dakwah Fardiyah.
Betapapun dakwah fardiyah relative lebih kecil skup jangkauannya dan lebih lambat hasil yang diraih sang da'I, tetapi dakwah fardiyah memiliki kelebihan dan urgensi yang perlu dipertimbangkan oleh setiap aktifis dakwah:
  1. Juru dakwah dituntut untuk memiliki skill mendidik, karena pengalaman dan latihannya yang kontinyu dalam melayanai mad'u agar menjadi pribadi muslim yang baik.
  2. Dalam dakwah fardiyah, para pelakunya terdorong untuk meningkatkan bekal berupa pengetahuan dan bekal-bekal dakwah lainnya.
  3. Kegiatan juru dakwah yang dilakukan secara terbuka biasanya terlihat orang banyak, dimana sang da’i diuji keikhlasannya, sedangkan dalam dakwah fardiyah sang da'I tidak nampak oleh orang banyak, berarti ia teruji keikhlasannya, karena ia bekerja tanpa menunggu atau mengharapkan keuntungan material dari orang lain.
  4. Juru dakwah dalam dakwah fardiyah adalah aktifis dakwah dengan segala makna dan penjabarannya, bahkan ia adalah seorang teladan bagi mad’unya.
  5. Mad’u dalam dakwah fardiyah adalah orang-orang pilihan berdasarkan pengetahuan dan ijtihad sang da’i.
  6. Dalam dakwah fardiyah, mad’u mendapat peluang bertanya dan berdialog serta berkonsultasi lebih dekat dan lebih banyak.
  7. Hubungan antara da’i dan mad’u nampak lebih dekat dan harmonis.
  8. Mad’u dalam dakwah fardiyah merasa selalu diperhatikan oleh sang da’i, secara psikologis akan memberikan dampak positif.
  9. Arahan dan bimbingan lebih fokus dan efektif serta efesien (tak perlu biaya) dibanding dakwah umum.
  10. Dakwah fardiyah dapat dilakukan dalam segala situasi, kapan dan dimana saja dan dalam setiap peluang dan kesempatan sang da'i.

Sumber : IKADI (Ikatan Dai Indonesia)
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan silahkan berkomentar..
semoga bermanfaat

toko Online

Tokoina - Pusat Jual Beli dan Info Peluang Usaha
Hosting Gratis